Palu- Saida (50) merupakan seorang ibu rumah tangga yang mengidap penyakit gangguan pada sistem saraf otak. Hal tersebut menyebabkan dirinya harus melakukan kontrol rutin di fasilitas kesehatan.

Dirinya mengakui tanpa bantuan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kemungkinan ia tidak bisa sehat seperti saat ini karena jika mengandalkan uang pribadi, biaya pengobatannya tidak sanggup ia tanggung.

“Saya sudah lama terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah, sehingga biaya pengobatan tidak menjadi beban buat keluarga. Apalagi saya sudah berpisah dengan suami dan hanya bergantung pada anak. Saya juga tidak mau membebani anak saya dengan biaya pengobatan, syukurnya dapat BPJS Kesehatan gratis,” ucapnya saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Palu, Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Dinas Kesehatan Sulteng minta FKTP prioritaskan janji layana JKN

Saida mengungkapkan, jika penyakitnya kambuh dirinya seperti orang kebingungan dan terkadang tidak dapat mengingat apapun serta mudah merasakan sakit meskipun hanya disentuh. Akibat hal tersebut, ia harus rutin mengonsumsi obat-obatan.

“Sudah tidak terhitung lagi berapa biaya yang saya habiskan untuk berobat, jika harus bayar sendiri pastinya saya tidak akan sanggup. Saya pernah dirawat selama dua minggu di Rumah Sakit Madani. Jika harus bayar sebagai pasien umum pastinya sudah puluhan juta rupiah. Saya sudah bergantung pada BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Selama ia mendapatkan perawatan di rumah sakit, dirinya merasa tidak dibeda-bedakan dengan pasien lain, walaupun dirinya menggunakan BPJS Kesehatan gratis, perlakuan perawat sangat baik, serta fasilitas yang diberikan juga sama dengan pasien mandiri kelas tiga yang lain.

Baca juga: Pelayanan peserta JKN tetap buka selama libur lebaran

“Melalui program JKN ini, saya merasa pemerintah langsung hadir memberikan bantuan kepada masyarakatnya, karena manfaatnya dirasakan secara langsung. Keluarga saya tidak pernah ragu memanfaatkan program JKN. Setiap bulan anak saya rutin mengecek keaktifan kartu BPJS Kesehatan saya. BPJS Kesehatan ini sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok saya. Beberapa waktu lalu anak bungsu saya juga dilarikan ke Rumah Sakit Undata oleh gurunya karena sakit maag, semuanya gratis karena ada BPJS Kesehatan,” ungkap Saida.

Ia tak henti-hentinya mengucap syukur atas pertolongan BPJS Kesehatan yang telah menyelamatkan keluarganya dari kesulitan finansial.

Selama ini ia tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan, tidak pernah ada pungutan biaya yang dibebankan kepadanya.

Baca juga: Realisasi santunan Jamsostek di Parimo capai Rp32,5 miliar

Hal ini menunjukkan bahwa sistem pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan memberikan keadilan dan keterjangkauan bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Saya berharap kepesertaan BPJS Kesehatan saya dapat terus ditanggung oleh pemerintah, karena BPJS Kesehatan ini sudah menjadi tumpuan hidup saya. Saya sering bercerita dengan sanak saudara agar terus menjaga kepesertaannya tetap aktif karena sakit bisa datang kapan saja. Biaya pengobatan sangatlah mahal jika harus dibayar tunai. Dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan yang aktif, hidup bisa tenang karena kalau sakit, bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit tanpa harus memikirkan biaya pengobatan,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Saida juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah yang telah menghadirkan Program JKN BPJS Kesehatan ditengah-tengah masyarakat. Dirinya berharap pelayanan yang diberikan semakin baik dan baik lagi, semakin banyak masyarakat yang terbantu.

Baca juga: Pemkab Buol fasilitasi 2.000 pekerja rentan jadi peserta Jamsostek

“BPJS Kesehatan ini merupakan bantuan pemerintah yang begitu nyata dirasakan manfaatnya, serta semua kalangan bisa merasakannya mulai dari pelosok desa hingga ke kota semua dapat memanfaatkan. Jika ada yang bilang rugi terdaftar di BPJS Kesehatan, itu salah besar, mungkin karena ia masih sehat sehingga mengatakan seperti itu. Tetapi bagi yang memiliki penyakit seperti saya,” katanya. (Rilis)

Baca Juga : RS Woodward komitmen maksimalkan penggunaan antrean daring