BPBD Parigi Moutong koordinasi BWSS III penanganan rob di Sausu
Parigi- BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah segera membangun berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) guna penanganan banjir rob yang terjadi di Desa Sausu Piore, Kecamatan Sausu.
“Peristiwa ini kejadian yang berulang pada waktu-waktu tertentu,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parigi Moutong Amiruddin, Rabu (5/2/2025).
Baca juga: Pembayaran UKT mahasiswa UIN Datokarama bisa lewat outlet BNI
Ia menjelaskan banjir rob merendam Dusun 1 Desa Sausu Piore karena talud di muara sungai desa tersebut jebol, saat terjadi air laut pasang maka air leluasa masuk ke pemukiman warga.
Secara khusus, kata Amiruddin, penanganan teknis menjadi tanggung jawab BWSS, sehingga pihaknya segera mengkomunikasikan kepada instansi terkait.
Baca juga: Hidrometeorologi perlu diwaspadai saat peralihan musim
“Selama talud tersebut tidak diperbaiki, maka kondisi ini tetap berulang pada bulan-bulan tertentu,” ujarnya.
Dilaporkan, waktu banjir rob di Desa Sausu Piore mulai petang hingga malam hari dengan rata-rata permukaan air setinggi betis orang dewasa dan peristiwa itu sudah berlangsung tiga hari terkahir, kondisi tersebut dikeluhkan warga karena aktivitas mereka terganggu.
Baca juga: Dokumentasi visual foto dan video masuk objek PNPB di kawasan konservasi
Hingga kini BPBD setempat juga sedang melakukan kajian kelayakan penanganan darurat bencana akibat rob. “Terkait logistik sedang kami kajian kelayakannya, karena kejadian ini sudah berulang.
Setiap musim air pasang kejadian lagi, Insya Allah jika hasil kajian layak akan kami salurkan sesuai keterbatasan dan kemampuan stok logistik. Kami sedang fokus pendataan kelompok rentan,” tutur Amiruddin.
Baca juga: Tim terpadu dibentuk awasi distribusi elpiji subsidi di Morut
Sementara itu Kepala Dusun 1 Desa Sausu Piore Arwan mengemukakan banjir rob merendam sekitar 80 rumah warga di pesisir pantai tersebut.
Rob juga diperkirakan masih akan terjadi tiga hari ke depan, karena peristiwa itu terjadi enam hari berturut-turut pada bulan-bulan tertentu.
“Kami berharap secepatnya tanggul yang jebol ditangani supaya air laut tidak masuk ke pemukiman warga,” kata dia. (Mikha)
Baca juga: Tidak ada kericuhan aksi unjuk rasa penolakan tambang di Parimo
Tinggalkan Balasan