Palu- Petani milenial Sulawesi Tengah (Sulteng) dilatih mengembangkan komoditas pertanian daerah sebagai upaya untuk peningkatan nilai ekonomi masyarakat.

“Kementerian Pertanian saat ini sedang gencar melakukan transformasi pertanian dari tradisional ke sistem modern, olehnya Sulteng ikut ambil bagian dalam transformasi tersebut,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun usai membuka kegiatan pelatihan teknis pengolahan buah bagi petani milenial berlangsung di Kabupaten Sigi, Senin (20/5/2024).

Baca juga: Forum Petani Plasma Buol sayangkan penganiayaan petani sawit

Ia menjelaskan bertani tidak hanya sekedar menanam tanaman, tetapi diperlukan perhitungan matang dalam mengembangkan suatu komoditas, diawali dengan perencanaan.

Tujuannya untuk memperhitungkan biaya dan capaian target produksi ke depan, supaya pengembangannya lebih tertata dan mudah dipantau.

Baca juga: 11 daerah sentra pertanian di Sulteng digenjot tingkatkan produksi

Petani milenial sudah saatnya membangun iklim pertanian yang lebih kondusif dan masif dengan memanfaatkan teknologi, sebagai bagian dari regenerasi.

“Bertani tidak mesti menggarap lahan yang luas, lahat terbatas juga dapat diolah untuk mengembangkan komoditas tertentu bernilai ekonomis,” ujarnya.

Baca juga: Distributor wajib salurkan pupuk subsidi tepat sasaran

Di era kekinian, kata dia, petani milenial lebih tertarik mengembangkan subsektor hortikultura khususnya komoditas buah-buahan.

Model budidaya buah-buahan juga dinilai memberikan dampak ekonomis yang menjanjikan, sebab pemanfaatannya tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar, tetapi juga dapat dikonsumsi dalammbentuk olahan seperti sari buah, sirup maupun jelly.

Baca juga: Penerimaan pajak Sulteng Rp2,22 triliun triwulan 1 tahun 2024

“Melalui berbagai inovasi buah yang disajikan dalam bentuk berbagai macam produk memberikan keuntungan tersendiri, di satu sisi daya simpan lebih lama dan jangkauan pasarnya pun lebih luas,” ucap Nelson.

Pada kegiatan penebangan kapasitas, petani milenial juga dilatih menyusun teknis perencanaan dan desain pada pengembangan pertanian di menggunakan pekarangan rumah maupun lahan sempit.

Baca juga: 9.800 beras impor didatangkan ke Sulawesi Tengah

Dari kegiatan ini, katanya, 90 petani milenial berasal dari 13 kabupaten/kota di Sulteng dilibatkan dalam penguatan kapasitas yang telah konsisten membudidayakan berbagai jenis komoditas tanaman.

“Kami berharap ilmu yang didapat dari kegiatan ini dapat diterapkan dalam pengembangan pertanian, supaya mereka lebih mandiri dan hasil produksi semakin lebih baik ke depan. Pelatihan berlangsung tiga hari mulai 20-22 Mei,” kata dia. (Wan)

Baca juga: Akademisi: Pabrik Sawit perlu dibangun di Sulawesi Tengah