Tiga korban banjir Morowali dievakuasi tim SAR
Palu- Tiga korban banjir di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan , kata Basarnas Palu.
“Tiga korban dievakuasi dalam keadaan sehat, sekarang mereka sudah berada di tempat yang aman. Proses evakuasi pada Pukul 06:30 Wita,” kata koordinator Pos SAR Morowali Sahrul Japaruddin melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu, Senin (6/5/2023).
Baca juga: Perusahaan skala besar perlu bermitra dengan UMKM untuk penguatan ekonomi
Ia menjelaskan banjir melanda desa itu dipicu hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Morowali pada Minggu (5/5) malam, mengakibatkan debit air sungai Desa Dampala meningkat hingga menggenangi pemukiman warga.
Usai melakukan evakuasi tim SAR kemudian melanjutkan kegiatan assesmen di lokasi banjir, di palorkan dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Baca juga: 52 kantong darah terkumpul dari donor darah oleh basarnas
.”Adapun identitas tiga korban banjir yang dievakuasi yakni Suratnan (43 tahun), Mina Hermina (38 tahun) dan Ardan (7 tahun),” ujarnya.Dari pantauan pihaknya di lapangan dilaporkan secara berangsur banjir mulai surut, meski begitu tim SAR gabungan tetap melakukan siaga.
“Unsur SAR gabungan terlibat yakni rescue Pos SAR Morowali, Babinsa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morowali, pemerintah desa dan masyarakat setempat,” ucap Sahrul.
baca juga: Warga diimbau perkuat mitigasi hadapi ancaman hidrometeorologi
Sebagaimana laporan prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu pada Minggu-red, Kabupaten Morowali masuk dalam status waspada dampak hujan.
Basarnas juga mengimbau warga sekitar tetap waspada dan senantiasa meningkatkan kemampuan mitigasi secara mandiri, sebagai upaya meminimalisir korban jiwa bipa sewaktu-waktu terjadi bencana hidrometeorologi.
Baca juga: PT GNI Salurkan Bantuan Kemanusiaan Bagi Korban Banjir
Sebab saat ini hujan masih sering mengguyur wilayah Sulawesi Tengah, baik intensitas ringan, sedang maupun lebat.
“Bagi warga yang bermukim di bantaran sungai dan sekitar lereng gunung tetap memperhatikan kondisi alam, karena bencana kapan dan dimana saja bisa terjadi, oleh sebab itu mitigasi perlu diperkuat,” kata dia. (Ngit)
Baca juga: Penerimaan pajak Sulteng Rp2,22 triliun triwulan 1 tahun 2024
Tinggalkan Balasan