Palu- PWNU (Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama) Sulawesi Tengah menggelar kegiatan Pendidikan Madrasyah Kader Nahdlatul Ulama (PMKNU) guna pemahaman kader mengenai ideologi ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) dan komitmen kebangsaan.

“PMKNU menjadi satu agenda prioritas organisasi untuk kaderisasi,” kata Ketua Tanfidziyah PWNU Provinsi Sulawesi Tengah Lukman Thahir dalam kegiatan pendidikan menengah kepemipinan NU di Palu, Kamis (30/5/2024).

Baca juga: Pemkab Banggai dan UIN Palu kerja sama bidang pendidikan

Ia mengemukakan kegiatan ini penting dilakukan guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang hakikat Aswaja maupun kebangsaan dalam interaksi sosial.

NU di Sulawesi Tengah tidak boleh tertinggal dengan NU di daerah lain, Oleh karena itu kaderisasi harus terus digencarkan di semua jenjang tingkatan dan badan otonomi NU.

Baca juga: 62 jamaah haji Palu dilepas menuju embarkasi Balikpapan

“Dalam waktu dekat, PWNU akan melaksanakan pelatihan instruktur, setelah pelaksanaan kegiatan ini. Mereka yang mengikuti pelatihan instruktur adalah para kader yang telah mengikuti PMKNU dan dinyatakan lulus,” ujar Lukman yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.

Terkait hal itu Ketua PBNU Bidang OKK dan Dewan Instruktur Nasional Kaderisasi Muhammad Faesal menyatakan bahwa kaderisasi merupakan suatu keharusan yang wajib dilaksanakan seluruh pengurus Nahdlatul Ulama di semua jenjang tingkatan sebagai upaya meningkatkan kapasitas kader.

Baca juga: Desai burung maleo jadi maskot Pilkada Sulteng 2024

Kaderisasi terdapat dua tipologi, pertama kaderisasi formal yaitu penguatan yang harus diikuti oleh kader Nahdlatul Ulama salah satunya yaitu PMKNU, kemudian tipologi kedua yakni non-formal atau kaderisasi yang dapat diikuti oleh semua warga Nahdlatul Ulama.

“Apa yang telah menjadi ketentuan dalam organisasi hendaknya dipatuhi dan dilaksanakan, ini dilakukan untuk memberikan ruang kepada kader supaya mampu mengembangkan kemampuan di dalam maupun luar organisasi,” ucapnya.

Kegiatan PMKNU mengusung tema “mewujudkan ideologi aswaja dan penguatan komitmen kebangsaan bagi kepemimpinan Nahdlatul Ulama yang profesional di Sulteng”, diikuti kurang lebih 70 peserta berlangsung selama empat hari mulai 30 Mei-3 Juni 2024. (Hjj)

Baca juga: Budidaya anggur cocok dikembangkan di Kota Palu