Palu- FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sulawesi Tengah optimis dapat masuk sebagai nominasi penghargaan Harmoy Award di Kementerian Agama (Kemeng) tahun 2025.

“seluruh proses pengisian data dan dokumen telah kamin tuntaskan yang menjadi bahan penilaian FKUB pusat sesuai ketentuan yang dipersyaratkan Kemenag,” kata Sekretaris FKUB Sulawesi Tengah Munif Godal di Palu, Senin (20/10/2025).

Ia mengemukakan, data-data yang diisi dalam penilaian Harmony Award yakni capaian kerja yang telah diprogramkan dan aktivitas FKUB Sulteng dalam mengimplementasikan program prioritas.

Baca juga: Operasional Bus Trans Palu dihentikan sementara karena sedang pembangunan halte

Yang mana pihaknya sangat masif melakukan langkah-langkah konkret menjaga, mengelola, dan memperkuat nilai-nilai kerukunan antarumat beragama.

“Moderasi beragama salah satu konsep kami terapkan dalam berbagai program, yang pengimplementasiannya dikolaborasikan dengan pemerintah daerah (pemda) maupun pemangku kepentingan lainnya untuk disampaikan kepada umat beragama di daerah sebagai langkah memperkuat toleransi,” ujarnya.

Penghargaan Harmoy Award oleh Kemenag sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada FKUB sebagai perhimpunan tokoh lintas agama yang konsisten melalansakan kampanye menjaga kerukunan, merawat toleransi dalam menciptakan keharmonisan sosial untuk tujuan perdamaian.

Baca juga: Ibadah KKR warnai peringatan HUT ke-12 Kabupaten Morowali Utara

“Kami yakin, program yang sudah bejalan saat ini dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas kerukunan umat beragama di Sulteng,” ucapnya.

Sementara itu Ketua FKUB Sulawesi Tengah Zainal Abidin menjelaskan, sejak dikukuhkan gubernur pada April 2022 pihaknya langsung bergerak cepat dengan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FKUB se-Indonesia di Kota Palu.

Selain Rakernas, pihaknya juga aktif melaksanakan kegiatan penguatan moderasi beragama di kalangan pelajar maupun dialog lintas iman di 13 kabupaten/kota di provinsi itu.

Baca juga: Parigi Moutong dan Unpad kolaborasi perkuat tata kelola SDA berbasis riset

“Sulteng memiliki keberagaman suku dan agama, sehingga dibutuhkan kerja keras bersama seluruh elemen bangsa untuk terus memelihara kerukunan, karena daerah ini beberapa tahun lalu sempat mengalami masa kelam konflik horizontal,” kata dia menuturkan.

Kata dia, sejauh ini FKUB Sulteng telah menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga, antara lain Korem 132/Tadulako, Polda Sulteng, dan Bawaslu Sulteng melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang komitmen menolak politisasi rumah ibadah, bersama tokoh lintas iman.

Selain itu, memberikan penguatan wawasan moderasi beragama kepada ratusan prajurit Babinsa TNI dan Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan kerukunan kepada masyarakat.

Baca juga: Masyarakat harus kendalikan nalar supaya agama dipahami sesuai nilai kemanusiaan

Menurut dia, peran FKUB Sulteng dalam menjaga stabilitas sosial turut menjadi aspek penting dalam penilaian Harmony Award, salah satunya melalui keterlibatan dalam Maklumat Bersama antara FKUB, Polda, dan Gubernur Sulteng untuk menjaga ketertiban selama aksi unjuk rasa pada 1 September 2025 di Kota Palu.

“Alhamdulillah, unjuk rasa waktu itu yang diikuti ribuan demonstran dari kalangan mahasiswa dan pengemudi ojek online berlangsung aman, damai, dan tertib. Ini hasil kerja sama semua pihak,” ucap Zainal yang juga Guru Besar UIN Datokarama Palu.

Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci terciptanya situasi kondusif di daerah, dengan harapan capaian tersebut dapat menjadi dasar bagi Kementerian Agama untuk memberikan apresiasi melalui Harmony Award. (Wan)

Baca juga: Korem dan FKUB kerja sama tingkatkan kualitas kerukunan