Palu- FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sulawesi Tengah (Sulteng) temui tokoh dan pimpinan umat Budha membahas kerukunan umat beragama melalui program muhibbah kerukunan.

“Langkah ini sebagai strategi kami dalam membangun kesamaan persepsi untuk menjaga kualitas umat beragama di daerah ini,” kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin saat melakukan muhibbah kerukunan dengan tokoh Agama Budha di Palu, Jumat (26/4/2024).

Baca juga: FKUB Sulteng bagikan makanan siap saji di Panti asuhan

Menurut dia semua agama di provinsi ini memiliki hak yang sama dalam menjalankan kegiatan keagamaan, maka pihaknya perlu membangun kolaborasi melalui silaturahim dengan tokoh-tokoh agama.

Merawat toleransi dan kerukunan menjadi tanggung jawab bersama guna menciptakan kondisi sosial yang aman, nyaman dan tentram tanpa harus memperdebatkan perbedaan.

Baca juga: FKUB Sulteng dan pemuka Katolik kuatkan kualitas kerukunan

“Oleh karena itu pertemuan ini bukan sekedar silaturahim biasa, melainkan silaturahim kebangsaan dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

Ia menjelaskan meningkatkan kualitas kerukunan perlu dilakukan dengan penguatan lima strategi yakni FKUB dan Budha harus gencar meningkatkan paradigma umat untuk menerima perbedaan.

Baca juga: Polda Sulteng benarkan 7 anggota JI di tangkap Densus 88

Kemudian para tokoh agama harus menyampaikan kepada umat bahwa realitas keberagaman dalam kehidupan masyarakat adalah keniscayaan.

“Keberagaman ini berdampak langsung pada lahirnya perbedaan. Semakin heterogen masyarakat, semakin banyak perbedaan yang muncul.

Kemudian meningkatkan kualitas kerukunan tidak dengan menghilangkan perbedaan. Sebaliknya, kerukunan dapat diwujudkan melalui pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan,” tutur Zainal

Baca juga: Peningkatan kualitas kerukunan prioritas program FKUB Sulteng

Strategi kedua, katanya, mengedepankan persamaan, setiap agama memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan agama lain, dari segi pesan moral yang bersifat sosiologis terlihat jelas nilai-nilai humanis universal yang disepakati semua agama.

Strategi ketiga tokoh lintas agama harus menyampaikan kepada umat agar sesama umat beragama harus saling percaya dan memahami, kemudian startegi berikutnya penguatan pemahaman mengenai moderasi beragama dan implementasinya.

Baca juga: Perusahaan skala besar perlu bermitra dengan UMKM untuk penguatan ekonomi

“Strategi terakhir harus diikutkan dengan kesadaran global, bahwa kerukunan umat beragama adalah kebutuhan semua pihak,” kata dia lagi. (Suf)