Tingkatkan kesejahteraan petani, Sulteng lanjutkan program Readsi
Palu- Tingkatkan kesejahteraan petani, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melanjutkan program Pemberdayaan Pedesaan dan Pengembangan Pertanian atau “Readsi” tahun 2024 merupakan salah satu program inovasi Kementerian Pertanian.
“Program ini berlanjut sampai bulan September 2024,” kata Manajer Program Readsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Roy Marudin di Palu, Senin (15/1/2024).
Ia menjelaskan, kurun waktu sembilan bulan ke depan berbagai kegiatan akan dilaksanakan untuk penguatan kapasitas petani, diantaranya yakni membagi pengalaman antara petani dalam forum, kemudian pertemuan komplit meningkatkan pengetahuan petani dan pertemuan koordinasi.
Baca juga: Produksi gabah Sulteng 2023 capai 814 ribu ton
Karena tahun 2023 kegiatan-kegiatan teknis telah dilaksanakan dan diterapkan di lapangan, diantaranya pelatihan kelembagaan usaha tani, pelatihan teknis mekanisasi dan manajemen pengelolaan usaha pelayanan serta jasa alat mesin pertanian (UPJA) sebagai upaya peningkatan kemandirian petani lewat konsep pertanian cerdas atau integrated farming, termasuk pengembangan inovasi pertanian.
“Materi dan praktikum telah didapatkan akan kami evaluasi kembali untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilannya,” ujar Roy.
Ia mengemukakan, program Readsi berlangsung di Sulteng melibatkan empat kabupaten, diantaranya Kabupaten Poso, Parigi Moutong, Buol dan Banggai.Selain itu, sekitar 280 penyuluh pertanian dilibatkan untuk mengawal program tersebut guna membantu petani meningkatkan sektor pertanian daerah.
Baca juga: Kabupaten Parigi Moutong ekspor komoditas durian
“Para penyuluh juga telah mengikuti pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dilaksanakan Pemprov Sulteng, diharapkan program inovasi ini dapat memberikan asas manfaat bagi petani untuk peningkatan kesejahteraan mereka,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemberdayaan perdesaan dan pengembangan pertanian diintegrasikan dengan program pertanian cerdas.Sebagaimana arahan Kementerian Pertanian, petani di era kekinian harus mampu memanfaatkan teknologi, karena metode pengelolaan pertanian saat ini sebagian besar sudah bertrasformasi.
“Pertanian berbasis teknologi sangat membantu petani menyelesaikan pekerjaan dan mempermudah petani melaksanakan kegiatan bercocok tanam. Oleh sebab itu penerapan teknologi harus mampu dikuasai supaya sistem pertanian dalam negeri mampu bersaing dengan negara-negara lainnya,” tutur Roy. (Wan)
Baca juga: 10 ribu bibit disiapkan untuk gerakan tanam cabai di Sulteng
2 Komentar