Palu- Tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah teregistrasi untuk melakukan kegiatan ekspor komoditas durian ke China, kata Dinas Tanaman Pangan (TPH) Sulteng.

Tiga daerah yang di maksud yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso dan Sigi,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng Nelson Metubun di Palu, Rabu (2/10/2024).

Ia menjelaskan, standar Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budidaya pertanian yang baik telah dipenuhi, begitu pun standar Good Handling Practices (GHP) sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang pedoman budidaya buah dan sayur yang baik.Kemudian Permentan nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang penanganan pascapanen produk asal tanaman yang baik, di samping itu persyaratan manajemen, registrasi dan sertifikasi terhadap produk bermutu juga telah dipenuhi.

Baca juga: Pemkot Palu ajak Kadin kolaborasi berdayakan UMKM

“Mestinya Bulan Oktober 2024 Sulteng sudah melakukan ekspor, karena terjadi anomali cuaca berdampak terhadap produksi durian, oleh sebab itu ekspor perdana baru akan dilakukan pada Januari 2025,” ujarnya.

Ia mengemukakan komunikasi antara Pemprov Sulteng dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) hingga kini intensif dilakukan dalam menyiapkan berbagai syarat-syarat diminta Tiongkok.

Baca juga: Pasar bergerak di Palu subsidi bahan pangan

Menurut data Dinas TPH, Produksi durian Sulteng pada tahun 2023 mencapai 743.256 kuintal per pohon buah segar dari 1,2 juta lebih pohon yang produktif, dibandingkan 2022 jumlah produksi sekitar 563.256 kuintal per pohon.

“Setiap tahun mengalami peningkatan produksi. Untuk kebutuhan ekspor, Sulteng mengirim dua jenis varian yakni Montong dan Musangking,” tutur Nelson.

Baca juga: 1.074 hektare lahan disiapkan pengembangan durian di Sulteng

Secara keseluruhan total tanaman durian di provinsi ini sebanyak 3,7 juta pohon tersebar di 12 kabupaten, yang mana 2,2 juta lebih pohon belum menghasilkan buah kemudian 196.325 pohon telah dilakukan peremajaan atau tanam baru.

Kemudian 1.634,29 hektare lahan telah teregistrasi GAP, lalu petani teregistrasi GAP 133 orang, dan tercatat 10 rumah kemas durian di Sulteng.

“Secara sistem semuanya sudah siap. Saat ini sedang menunggu proses produksi buah. Pengiriman produk langsung ke negara tujuan berangkat dari Pelabuhan Pantoloan Palu ke China dengan estimasi perjalanan delapan hari,” kata dia. (Wan)

Baca juga: Polda Sulteng tahan dua Polisi diduga aniaya tahanan Polresta Palu