Produksi gabah Sulteng 2023 capai 814 ribu ton
Palu- Produksi gabah kering panen (GKP) yang dihasilkan petani di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2023 mencapai 814.424 ton, kata Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng.
“Setiap tahun produksi padi di Sulteng mengalami peningkatan. Tahun 2023 peningkatan itu sangat signifikan,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Minggu (7/1/2024).
Ia mengemukakan, peningkatan ini sekitar 42.899 ton GKP di bandingkan produksi tahun 2022 hanya sekitar 771.525 ton dan pencapaian tersebut tidak lepas dari kegigihan petani dalam meningkatkan produksinya.
Baca juga: 10 ribu bibit disiapkan untuk gerakan tanam cabai di Sulteng
Dari gabah dikonversi menjadi beras tercatat jumlah produksi petani sebanyak 475.600 ton, jumlah ini lebih dari cukup untuk konsumsi lokal sebesar 367.630 ton dengan jumlah penduduk Sulteng 3,1 juta jiwa lebih.
“Ada kelebihan produksi beras 107.970 ton dan di perkirakan mampu memenuhi kebutuhan beras dalam daerah hingga empat bulan ke depan. Jumlah surplus ini sangat berbanding jauh dibandingkan 2022 hanya sebanyak 55.130 ton,” ujarnya.
Ia menjelaskan, produksi GKP itu dihasilkan dari luas tanam 222.718 hektare, dan peningkatan produksi juga ditopang oleh program Indeks Pertanaman 400 (IP400) yang dicetuskan Kementerian Pertanian dengan pemberlakuan empat kali tanam dan panen dalam setahun.
Baca juga: 81 hektare lahan KPN di Donggala siap ditanam komoditas pertanian
Dikatakannya, rata-rata konsumsi beras dalam daerah 118 kilogram per kapita, sehingga petani diharapkan tetap konsisten dalam mengembangkan sistem pertanian yang lebih modern.
“Guna menunjang pencapaian petani, pemerintah terus berupaya membangun iklim pertanian yang mandiri, modern dan berdaya saing di bantu penyuluh pertanian lapangan supaya tidak bergantung dengan ekspor beras sebagaimana misi Kementerian Pertanian,” tutur Nelson.
Kemandirian pertanian daerah, katanya, tidak cukup hanya dengan ketersediaan lahan luas, perlu ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) petani atau regenerasi maupun inovasi, termasuk ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) memadai.
“Di era saat ini petani mulai bertransformasi dari penggunaan alat tradisional ke peralatan modern didukung dengan sistem digitalisasi,” ucapnya. (Wan)
Baca juga: Eropa alami suhu dingin ekstrem setelah musim panas
5 Komentar