Palu- Pengembangan pertanian durian di Provinsi Sulawesi Tengah terus digenjot, karena komoditas tersebut merupakan komoditas ekspor.

“Durian asal Sulawesi Tengah saat ini tidak lagi hanya bermain di pasar regional, tetapi sudah menembus pasar ekspor,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Selasa (16/1/2024).

Ia menjelaskan, tahun 2023 pihaknya telah menyalurkan bantuan bibit durian kepada petani durian di sejumlah kabupaten di Sulteng untuk kebutuhan 1.000 hektare.

Baca juga: Petani Sulawesi Tengah produksi 2.792 ton bawang merah

Yang mana, bibit-bibit disalurkan kualitas super yakni varietas Musangking dan Montong, termasuk varietas lokal jenis Tampilan yang banyak tersebar di wilayah Kabupaten Donggala khusus varietas lokal.

“Bantuan bibit ini sebagai upaya peremajaan pohon durian yang tidak lagi produktif, dan pemberlakuan budi daya komoditas ini dilakukan dengan teknik-teknik khusus supaya pada saat berproduksi buahnya lebat,” ujarnya.

Pemprov Sulteng juga telah membahas upaya-upaya pengembangan komoditas tersebut ke depan, sebagaimana surat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) kepada gubernur, agar Pemprov Sulteng dapat mengupayakan lahan dengan luas sekitar 3.000 hektare untuk pengembangan durian.

Baca juga: Tingkatkan kesejahteraan petani, Sulteng lanjutkan program Readsi

Sasaran permintaan lahan ribuan hektare tersebut di Kabupaten Parigi Moutong, karena daerah tersebut memiliki kualitas buah durian yang baik yakni varietas Montong.

“Kami mengapresiasi kerja sama Pemkab Parigi Moutong, Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (Apdurin), UMKM dan perusahaan telah mengekspor durian dalam kemasan pada Senin (15/1) ke Thailand, kami berharap pengiriman produksi ini semakin rutin ke depan,” tutur Nelson.

Ia menambahkan, Parigi Moutong sebagai sentra memiliki luas lahan pertanian durian 3.833 hektare tersebar di 23 kecamatan dengan jumlah produksi per tahun mencapai 305.419 ton.

Baca juga: Penjabat Bupati Donggala segera optimalisasi pelayanan publik

“Pengembangan komoditas ini harus mendapat dukungan lintas sektor, mulai dari hulu hingga hilir supaya jangkauan pasar lebih luas,” kata dia. (Langit)