Palu- Pemerintah Morowali Utara, Sulawesi Tengah telah membangun kurang lebih 178 ruas jalan usaha tani sejak tiga tahun terakhir untuk memudahkan akses petani dalam menggarap lahan.

“Sejak tiga tahun terakhir sekitar 178 jalan usaha tani sudah terbangun, ini upaya pemerintah daerah (pemda) memudahkan akses petani dalam memperkuat produksi mereka,” kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Morut Jasron Ampugo melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu, Senin (22/7/2024).

Baca juga: Delis puji pembangunan Sulteng di usia ke-60

Ia menjelaskan di masa pemerintahan bupati dan wakil bupati Delis J Hehi dan Djira, pengembangan pertanian menjadi salah satu program prioritas, yang mana jalan tersebut untuk memudahkan akses menuju kantong-kantong produksi.

Sejak 2021 hingga 2023 Pemkab Morut telah menyediakan prasarana jalan usaha tani pada 10 kecamatan di kabupaten itu, dengan harapan petani lebih produktif ke depan.”Hadirnya akses jalan dapat membantu pengerahan sarana produksi ke lokasi budidaya untuk meningkatkan produktivitas dan mempermudah akses ke pasar, untuk menjual hasil-hasil produksi dengan harga yang memadai,” ujarnya.

Baca juga: 1.043 kelompok usaha di Morut terlayani program bantuan keuangan khusus

Kata dia Pemkab Morut tidak hanya sekedar membangun akses jalan, tetapi juga memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan sarana produksi lainnya seperti benih, pupuk dan obat-obatan, termasuk pendampingan dalam aspek produksi dan pascapanen serta menyertakan petani ke dalam program perlindungan sosial BPJAMSOSTEK.

Moh Sodiq, salah seorang petani dari Desa Korobonde, Kecamatan Lembo mengatakan bahwa mereka sangat terbantu atas pertanian Pemda kepada petani.

Baca juga: KPU Parimo libatkan media massa Sorong partisipasi pemilih

“Dulu kami sulit bertani karena semua sarana produksi harus diangkut dengan sepeda motor menuju lokasi persawahan dengan menyeberangi Sungai Tambalako. Kalau sungainya banjir maka semua peralatan harus dipikul dan diseberangkan dengan perahu,” kata dia menuturkan

.Begitu pun saat musim panen, ucapnya, mesin pertanian tidak bisa dikerahkan kesana, sebab tidak ada akses jalan memadai, sehingga petani hanya bisa menggunakan sistem manual.

Baca juga: Optimalisasi lahan pertanian Sulteng lewat usaha intensifikasi

“Terbukanya jalan usaha tani dari jalan poros Beteleme-Poona ke Paangkole Desa Korobonde kini semua mudah digerakkan,” kata Sodiq menambahkan. (RoMa)

Baca juga: Produksi durian Sulteng capai 412.733 kuintal per pohon