Parigi- Pemberian tablet tambah darah pada Bulan September 2025 oleh Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Pemkab Parimo), Sulawesi Tengah kepsda remaja putri telah mencapai 89,64 persen.

“Langkah ini merupakan intervensi spesifik guna mencegah stunting sejak dini, karena perempuan remaja akan menjadi calon ibu,” kata Bupati Parigi Moutong Erwin Burase di Parigi, Kamis (2/10/2025).

Ia menjelaskan, penanganan stunting bukan hanya intervensi kepada anak yang mengalami gangguan gizi, tetapi diawali dari perempuan di usia remaja, karena mereka ke depan melahirkan anak dari peristiwa perkawinan.

Baca juga: Pemprov Sulteng perlu susun regulasi khusus durian tunjang investasi

Maka calon ibu perlu disiapkan untuk memastikan kesehatan fisika mereka dalam keadaan baik saat kondisi hamil, memasuki persalinan hingga menyusui anak.

“Remaja putri memasuki usia subur dan mengalami menstruasi setiap bulan berisiko tinggi anemia karena kekurangan zat besi, oleh karena itu pemerintah mengadakan program pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri,” kata dia menuturkan.

Baca juga: Koperasi Kayuboko Rakyat Sejahtera bagi 575 paket sembako

Ia mengemukakan, seorang perempuan dalam kondisi hamil juga memiliki risiko terhadap anemia, maka langkah intervensi sejak dini merupakan langkah tepat dalam menjaga kondisi fisik mereka, termasuk penguatan asupan gizi melalui pemberian makanan tambahan.

Menurut ilmu kesehatan, seorang remaja perempuan sering mengalami anemia, lalu menjadi ibu kekurangan gizi maka kondisi itu dapat berdampak kepada bayi yang dilahirkan berisiko tinggi stunting.

Baca juga: PT GNI Raih Penghargaan dari Perhumas di Ajang PREA 2024

“Pemberian tablet tambah dara setiap bulan kepada remaja perempuan, bagian dari upaya pemerintah meningkatkan cadangan zat besi yang terkuras saat selama masa menstruasi,” ujarnya.

Ia memaparkan, pemberian tablet tambah darah bagian dari kebijakan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), salah satunya yakni program sehat bersama diintegrasikan dengan percepatan penangan stunting.

Baca juga: Dinkes Palu terus berupaya tekan prevalensi stunting

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, angka stunting Parigi Moutong Tahun 2023 tercatat 28,5 persen, presentasi itu lebih tinggi dari tahun 2022 di angka 27,4 persen, kemudian Tahun 2021 di angka 31,7 persen.

Lalu, menurut data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM), prevalensi stunting Parigi Moutong di angka 9,8 persen, karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum merilis SSGI 2024.

“Presentasi stinting penting, untuk dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan langkah-langkah intervensi lanjutan. Saya berharap jajaran Pemkab Parigi Moutong terus melakukan upaya percepatan menekan prevalensi dengan menjalin kolaborasi lintas sektor, sehingga pelayanan semakin optimal,” ucap Erwin. (Mikha)

Baca juga: 40 UMKM Sigi dibantu percepatan sertifikasi produk halal