Makassar – Peserta pelatihan peningkatan keterampilan penerima Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kabupaten Morowali Utara (Morut) terkesan dengan dua lokasi pelatihan berbasis vokasi yang mereka kunjungi di Kota Makassar, Minggu (7/12/2025).

Kunjungan pertama dilakukan di Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) AMY Tata Busana di Jalan Tinumbu, Makassar. Di lokasi ini, peserta dari kelompok pengembangan usaha menjahit menerima penjelasan langsung dari pimpinan LPK AMY, Hj. Andi Humaya, SE, yang mempraktikkan teknik menggunting kain seragam secara massal. Melalui metode tersebut, satu kali potong dapat menghasilkan 10–15 lembar pakaian siap jahit.

Teknik ini dinilai sangat efektif dibandingkan cara konvensional yang dilakukan satu per satu. LPK AMY, yang berdiri sejak 1985, diketahui menjadi salah satu pusat pelatihan menjahit ternama di Makassar dan kerap menjadi tempat praktik kerja siswa SMK di wilayah Sulawesi Selatan.

Baca juga: Indeks ketimpangan wilayah mengukur pertumbuhan ekonomi

Sehari sebelumnya, Sabtu (6/12), Ketua TP PKK Morut, Ny. Febriyanthi Hongkiriwang, S.Si., Apt., meninjau langsung proses pelatihan di LPK tersebut. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan bahwa teknik produksi cepat yang diajarkan dapat diterapkan oleh pelaku UMKM dan kelompok penerima BKK di Morut.

Menurut dia, peluang usaha menjahit sangat terbuka mengingat kebutuhan pakaian seragam SD dan SMP yang saat ini tengah dipersiapkan Pemda Morut, termasuk rencana peluncuran batik Morut dan kebutuhan busana untuk berbagai kegiatan daerah.

“Ini semua bisa dikerjakan di Morut sepanjang ada keterampilan. Tidak perlu lagi memesan dari Jawa atau daerah lain,” ujarnya.

Baca juga: Kemenag dan UIN Palu bantu UMKM peroleh sertifikat halal

Kunjungan tersebut juga dihadiri Sekretaris Dinas PMD Morut Charles N. Toha, S.Sos., M.Si.; Sekretaris Dinas Sosial Morut Hj. Titin Rositawati, S.Kep., M.Kes.; serta Kabid Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Desa Dinas PMD, Fadlun, SE.

Pada program pelatihan menjahit, peserta mendapat materi mengenai teknik menggunting pola menggunakan alat sekali potong, desain pola seragam sekolah, hingga uji kompetensi.

Sementara itu, kelompok pengembangan usaha olahan pangan dan kuliner mengunjungi pusat produksi roti dan donat milik Arifudin Alwi di Takalar. Alumni Poltekpar tersebut kini mengelola tujuh outlet dengan merek donat Kampar Galesong yang berkembang pesat dan mencatat omzet hingga miliaran rupiah. Usaha tersebut juga telah menyerap lebih dari 70 tenaga kerja.

Peserta pelatihan mengikuti materi mengenai keamanan peralatan dapur, teknik membuat kue, roti, dan masakan, serta pemahaman mengenai pengemasan produk yang baik.

Total peserta pelatihan BKK dari Morut berjumlah 90 orang, terdiri atas tenaga pendamping BKK sebanyak 22 orang, kelompok usaha olahan pangan dan kuliner 37 orang, serta kelompok pengembangan usaha menjahit 31 orang. (RoMa)

Baca juga: 1.588 PPPK Morowali Utara terima SK