Morut dapat kemiskinan dan pengangguran transfer
Luwuk- Morut (Morowali Utara) mendapatkan kemiskinan dan pengangguran transfer setelah dilakukan penelusuran, ditemukan banyaknya orang dari luar Morut berganti KTP untuk mencari pekerjaan, setelah tidak mendapat kerja mereka kembali ke daerahnya tanpa mengubah dokumen kependudukan.
Oleh sebab itu, angka kemiskinan di Morut tidak menurun secara signifikan, padahal sebagian besar warga yang berusia produktif sudah bekerja dan pertumbuhan ekonomi juga cukup tinggi.
“Di data BPS, mereka itu tetap tercatat sebagai warga Morut. Jadi kami mendapatkan kemiskinan dan pengangguran transfer dari daerah lain,” jata Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi.
Baca juga: 23 titik layanan penukaran uang di Sulteng disiapkan BI lewat Serambi
Penjelasan itu disampaikan Bupati Morut ketika menjadi salah satu pembicara dalam sesi diskusi pada Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI di Provinsi Sulteng.
Rapat koordinasi yang dibuka langsung Gubernur Sulteng Anwar Hafid dilaksanakan di Maleo Conference Center Hotel Astrella Luwuk, Senin (17/11/2025).
Dalam sesi diskusi itu tampil memaparkan pelaksanaan Asta Cita di daerahnya masing-masing semua bupati/walikota se Sulteng termasuk tuan rumah Bupati Banggai Amirudin Tamoreka.
Baca juga: Industri sawit mainkan peran sentral ekonomi daerah
Menurut data BPS pada tahun 2024, angka kemiskinan di Morut 11,95 persen, kemudian tahun 2025 turun menjadi 10,38 persen.
Ia menjelaskan, penurunan angka kemiskinan ini sangat tipis dan tidak berbanding lurus dengan kenyataan di lapangan, dengan berkembangnya industri pertambangan di kabupaten itu saat ini lapangan kerja terbuka lebar, UMKM tumbuh dan berkembang sehingga memicu pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.
“Para pendatang dari luar daerah yang telanjur mengganti KTP dan telah kembali ke daerahnya karena tidak mendapatkan pekerjaan, menjadi salah satu faktor sehingga penurunan angka kemiskinan tidak signifikan,” jelas Delis.
Baca juga: Kebakaran pasar Inpres Manonda Palu, 16 pedagang terdampak
Kondisi seperti itu juga dialami Kabupaten Morowali, berdasarkan data BPS angka kemiskinan di Morowali mencapai sekitar 11.000 orang.
Bupati Morowali Iksan Baharudin Abdul Rauf kurang yakin dengan angka tersebut, Ia lalu mengambil inisiatif untuk melakukan survei dan hasilnya angka kemiskinan di Morowali berada di angka sekitar 6.000 orang.
Gubernur Sulteng memuji langkah yang dilakukan Bupati Morowali, daerah lain juga bisa melakukan langkah serupa untuk menguji kevalidan data.
“Biarlah BPS bilang begini angkanya, kita juga harus punya data riil. Itu bagus supaya ada data pembanding,” jelas Gubernur Sulteng Anwar Hafid dalam sambutannya saat membuka rakor itu.
Baca juga: Penyelesaian konflik tenurial harus berkeadilan
Dalam pemaparannya, Bupati Morut juga menjelaskan pada kuartal ke-2 tahun 2025,pertumbuhan ekonomi di Morut menempati peringkat tertinggi di Sulawesi dan nomor dua se Indonesia. (RoMa)

Tinggalkan Balasan