Makassar- Peserta pelatihan peningkatan keterampilan bagi kelompok usaha menjahit bantuan keuangan khusus (BKK) Pemda Morowali Utara, menyatakan sangat berterima kasih diberi kesempatan mengikuti pelatihan.

Mereka juga bersyukur karena telah mendapatkan banyak pengetahuan selama pelatihan di Makassar dan siap mengembangkan usaha setelah kembali ke Morowali Utara.

Peserta pelatihan itu berjumlah 31 orang. Mereka terdiri dari beberapa kelompok usaha menjahit penerima manfaat program BKK Pemda Morut.

Baca juga: BKK bangun kemandirian ekonomi masyarakat desa

Selama seminggu lebih peserta pelatihan peningkatan keterampilan menjahit itu mengikuti pelatihan di Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) AMY Tata Busana Makassar.

Lembaga pelatihan yang berdiri sejak tahun 1985 sudah menghasilkan banyak alumni yang sukses, bahkan ada yang sudah mendirikan usaha konveksi.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Desa Dinas PMD Kabupaten Morowali Utara, Fadlun, SE, MM, menutup secara resmi kegiatan pelatihan itu, baru-baru ini.

Baca juga: 40 UMKM Sigi dibantu percepatan sertifikasi produk halal

Ia berharap agar kegiatan pelatihan ini tidak hanya berhenti sampai di sini, Dinas PMD akan terus melakukan monitoring dan evaluasi kepada kelompok yang telah mengikuti pelatihan agar bisa terus berkarya dan berkembang.

“Dinas PMD akan monitor terutama kelompok yang sudah memiliki sertifikat kompeten. Artinya kelompok itu telah memenuhi semua kriteria dalam hal pembuatan baju seragam sekolah dan busana lainnya,” jelasnya.

Pada kesempatan ini hadir juga Sekretaris Dinas Sosial Titin Rositawati, S.Kep, M.Kes yang mendampingi salah satu anggota penyandang disabilitas.

Baca juga: Morowali Utara dorong PPRG bantu tekan perkawinan anak

Dalam pelatihan ini, kelompok Edelweis dari Desa Wawondula, Kecamatan Mori Utara, mendapatkan sertifikat kelompok terbaik, karena berhasil memperlihatkan kekompakan kelompok, kerjasama tim, kesabaran dalam membimbing kelompok lain dan tepat waktu menyelesaikan pekerjaan. (RoMa).

Baca juga: Otonomi daerah berkelanjutan menuju ekonomi hijau