Palu- Penetapan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu sebagai Bandara Internasional menjadi peluang besar bagi pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengembangkan sektor pariwisata daerah.

“Efek domino dari kebijakan pemerintah pusat mengenai penetapan bandar udara internasional utamanya pada aspek ekonomi, harus dimanfaatkan mengembangkan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Lukman Thahir di Palu, Selasa (12/8/2025).

Baca juga: PT GNI dan PT SEI edukasi anak SD peduli lingkungan kurangi sampah

Pernyataan itu merupakan respons terhadap Keputusan Menteri Perhubungan (menhub) Nomor KM 37 Tahun 2025 Tentang Penetapan Bandar Udara Internasional di 36 daerah dan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu salah satu di antaranya.

Ia mengemukakan, Sulawesi Tengah merupakan daerah potensial yang memiliki sumber daya alam melimpah, di samping potensi wisata yang tak kalah menarik.

Baca juga: PT GNI bantu ribuan ret timbunan sejak beraktivitas di Bunta

Potensi-potensi itu tentu akan memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat, bila ditopang dengan ketersediaan infrastruktur dan fasilitas terkait, salah satunya adalah ketersediaan bandar udara skala internasional.

“Akses langsung dari dan ke Sulawesi Tengah bisa ditempuh dengan cepat dan mudah,” ujarnya.

Baca juga: TPID diinstruksikan kawal pengaliran bapang di Parimo

Dengan kemudahan akses tersebut, wisatawan mancanegara tidak perlu transit di Bandara Soekarno Hatta maupun Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, penerbangan langsung dapat memberikan dampak positif terhadap kunjungan wisatawan ke daerah ini.

Peluang itu harus direspon secepatnya dengan melakukan perbaikan dan pembenahan objek wisata yang ada, salah satu potensi wisata Sulteng yakni kawasan megalit di Kabupaten Poso dan Sigi.

“Hasil penelitian arkeologi, megalit tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun sebelum masehi dan yang termuda dibuat sekitar 1.300 tahun sebelum masehi,” tutur Lukman yang juga Rektor UIN Datokarama.

Iya menyebut dari hasil penelitian arkeologi menjadi suatu pesan bahwa megalit di Sulteng merupakan satu situs tertua dunia, sekaligus penanda peradaban manusia jauh telah ada di Sulawesi Tengah, hal ini menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri yang dapat mendatangkan wisatawan tujuan khusus dari mancanegara.

Secara akademik UIN Datokarama akan melakukan penerjemahan dan penerbitan buku serta bunga rampai artikel para peneliti tentang megalit, lalu secara non akademik salah satunya UIN melakukan advokasi masyarakat tentang hukum Islam dan hubungannya dengan negeri seribu megalit.

“Selain berdampak pada ekonomi dan pariwisata, penetapan bandara internasional juga kami yakin dapat menunjang kemudahan akses pendidikan antara negara,” kata dia. (Wan)